Kriteria sebagai Kota sekunder pintar ini adalah memiliki penduduk minimal 200 ribu orang, bukan ibukota negara dan bukan kota satelit. Jika melihat hasil dari keempat kota tersebut maka sangat potensial sekali perkembangan smart city di Indonesia dan harus menjadi perhatian semua pihak terkait. Ada tiga hal yang menentukan keberhasilan kota pintar di Indonesia, yakni kepemimpinan, partisipasi publik dan infrastruktur. Kepemimpinan itu mutlak sekali diperlukan yakni berupa inisiatif pemimpin, seperti yang ditunjukkan keempat walikota masing-masing kota tersebut.
Sementara partisipasi publik terlihat dari bagaimana masyarakat mendukung pemimpinnya mewujudkan kota pintar, serta dukungan infrastruktur berupa kelancaran akses internet.
Proyek pemberian predikat Smart City yang digelar Microsoft bekerjasama dengan Lee Kuan Yew School of Public Policy dan UGM itu, dilakukan selama satu setengah tahun di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.