Perseteruan TV ONE Vs Metro TV

Di Indonesia ada dua stasiun TV swasta nasional bergenre berita yang bersaing sengit dan terlibat dalam rivalitas berkepanjangan, kedua stasiun tv ini tidak hanya bertarung dalam konten acara saja, tapi sudah masuk ke ranah politik! Maklum kedua stasiun tv ini pemiliknya adalah politikus. Kedua stasiun tv itu adalah TV One yang dimiliki oleh Aburizal Bakrie yang juga Ketua Umum Partai Golkar dan Metro TV yang dimiliki oleh Surya Paloh, Ketua Umum Partai Golkar.

Perang opini antara kedua TV One dan Metro TV seringkali terjadi, beberapa di antaranya bahkan menjadi isu nasional. Perang besar mereka diawali saat Aburizal Bakrie dan Surya Paloh ikut bersaing dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar, maka kedua stasiun tv ini pun melakukan perannya sebagai alat propaganda untuk menggolkan jagoannya yang notabene adalah sang pemilik tv masing-masing. Dan pada saat itu Metro TV bisa dikatakan kalah oleh TV One, karena Surya Paloh gagal menjadi ketua umum Partai Golkar yang justru diraih oleh Aburizal Bakrie. Setelah kalah Surya Paloh membuat organisasi bernama Nasional Demokrat (NasDem) yang kemudian berubah menjadi Partai NasDem.

Kasus Lapindo menjadi sarana perang opini selanjutnya, tentu saja Metro TV memberitakan hal-hal negatif kasus Lapindo yang melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan TV One memberitakan hal-hal positifnya. Rivalitas Metro TV dan TV One terus berlanjut dan meningkat saat Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2014 yang lalu, Metro TV di pihak Capres Jokowi dan TV One di pihak Capres Prabowo. Di Pilpres tersebut kali ini TV One yang harus mengakui keunggulan Metro TV, karena jagoan Metro TV yakni Jokowi berhasil memenangi pilpres tersebut walau masih diwarnai kontroversi.

Pasca pilpres, rivalitas kedua stasiun tv ternyata tetap sengit, karena di parlemen ada dua kubu yang bertarung yaitu Kubu Koalisi Merah Putih (KMP) yang di dalamnya ada Partai Golkar dan Kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang di dalamnya ada Partai NasDem. Dan akhirnya perseteruan terbaru TV One dan Metro TV yang cukup mencuat adalah Kasus korupsi yang melibatkan kader Partai NasDem Rio Capella dan Kasus Freeport.yang melibatkan kader Partai Golkar Setya Novanto, sudah bisa kita tebak bahkan kita saksikan kedua Stasiun TV.ini saling serang dan bertahan demi kepentingan.politik golongannya.

Bagi masyarakat, tentu saja hal ini sangatlah tidak sehat, karena media ter masuk stasiun tv seharusnya bersikap independen dan objektif saat mengabarkan suatu berita, namun apa yang kita saksikan sungguh mengkhawatirkan, karena media sekarang ini (tak hanya Metro tv dan TV One) lebih condong menjadi alat propaganda atau pembentukan opini untuk kepentingan.politik, golongan dan ideologi tertentu.