![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJRg-c5bBBTmGYtvL1nXfUz3ZgwrLGFYeRDAT_DaUJC3Pi_1bB_QRA5LC1MFxHi0TFUJxZunbf2NHiQjyymToTGdIXThyjuIW0D1OcmaEb4zvaWYZd1Wcz7qNEI6Fsgxh5RsvAikS666iO/s320/medium_dd79bd7e66484de54c34d83b94ac8369-795255.jpg)
Persepakbolaan Indonesia kembali dinodai oleh keributan antar pemain, namun uniknya kali ini bukan ribut dengan pemain lawan melainkan dengan rekan satu timnya. Peristiwa perkelahian rekan satu tim di alami oleh tim Bali United yang tengah menghadapi PSM Makassar dalam lanjutan liga 1 Gojek Traveloka. Peristiwa itu bermula saat Lilipaly melakukan tembakan langsung ke arah gawang PSM yang dijaga oleh Wawan Hendarwan dan tendangannya jauh melambung dari gawang PSM. Setelah itu terjadi adu mulut antara Lilipaly dan Comvalius yang mungkin menginginkan bola itu diumpan kepadanya. Ternyata adu mulut tersebut berlanjut dengan kontak fisik dan sempat terjadi adu pukul di antara keduanya, namun beruntung para pemain Bali United lainnya segera memisahkan keduanya sehingga perkelahian itu tidak berlanjut.
Hal seperti ini tidak hanya terjadi di kancah Sepakbola Indonesia saja, di level sepakbola yang telah maju seperti liga Inggris hal serupa pernah terjadi. Peristiwa perkelahian di lapangan antar teman satu tim di liga Inggris terjadi antara Lee Bowyer vs Kieron Dyer yang merupakan pemain Newcastle United. Keduanya sempat terlibat adu pukul sebelum dipisahkan oleh teman-temannya. Namun bedanya Bowyer dan Dyer akhirnya diberi kartu merah oleh wasit sedangkan Lilipaly dan Comvalius tidak.
Namun lepas dari peristiwa tersebut, hendaknya menjadi pelajaran agar para pemain lebih sportif dan menjaga emosi mereka, agar peristiwa-peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi. Tentu saja agar bisa juga mencegah keributan dengan pemain lawan sehingga sepakbola dapat dinikmati sebagai hiburan yang menarik.